Makalah

KARYA TULIS

RENCANA KERJA
PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS SEBAGAI GURU KELAS

OLEH: RUSWANDI, S. Pd



KATA PENGANTAR

Puiji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan bimbingan, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas untuk parasyarat Ujian Dinas Tingkat III yang diadakan Depatermen Agama Republik Indonesia tahun 2009.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada:
1. Istri dan anak-anak kami, karena dengan suportnya menjadikan kami mampu untuk menyelesaikan tugas penyusunan karya tulis ini.
2. Bapak Drs. Asyhuri, MM selaku kepala kantor Depatemen Agama Kabupaten Lamongan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat tahun 2009 ini.
3. Bapak Agus dan bapak Ghofar, selaku analis kepegawaian KanDepag Kabupaten Lamongan atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat sedikit memberikan wawasan kepada para pembaca.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan hidayah dan inayah-Nya pada kita. Amin…



Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….
1. Latar Belakang ……………………………………………
2. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja …………………..
a. Tugas Pokok …………………………………………..
b. Fungsi Satuan Kerja …………………………………..
3. Pokok Permasalahan …………………………………….
4. Kerangka Berfikir ………………………………………..
5. Sistematika Penulisan …………………………………….
BAB II : FAKTA DAN MASALAH …………………………………
1. Keadaan Sekarang ………………………………………..
2. Keadaan yang Diinginkan ………………………………..
3. Rumusan Masalah ………………………………………..
BAB III : ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH …………….
1. Analisis …………………………………………………..
a. Pengertian Sumber Belajar ……………………………
b. Manfaat dan Ciri Sumber Belajar ……………………..
c. Komponen dan Faktor Sumber Belajar ……………….
2. Pemecahan Masalah ……………………………………….
BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………
1. Kesimpulan ………………………………………………..
2. Saran ……………………………………………………….
Daftar Pustaka …………………………………………………………………
















BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mendidik adalah merupakan masalah setiap orang, sejak dahulu sampai sekarang. Dari dulu, orang sudah mendidik anaknya atau mendidik anak-anak yang diserahkan kepadanya. Demikian pula masalah belajar dan pengajaran sebagai tindak lanjut dalam usaha pendidikan.
Bagaimana suatu pendidikan dapat berjalan dan berhasil dalam mencapai tujuan yang sudah direncanakan? Tentu, untuk menjawab pertanyaan ini akan sangat terkait dengan beberapa faktor yang mendukungnya, antara lain: guru sebagai sebagi subyek pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia, serta keterlibatan masyarakat sekitar dalam ruang lingkup pendidikan itu. Beberapa faktor tersebut satu sama lain saling terkait. Untuk melihat apakah sebuah pendidikan berhasil atau tidak, kita tidak dapat melihat dari hanya satu faktor, melainkan harus dilihat secara keseluruhan dari ketiga faktor itu.
Jika seorang guru sebagai subyek pendidikan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas tentang dunia pengajaran dan pendidikan serta memiliki kredibilitas yang dalam tugasnya, maka dia akan berhasil menjadi nahkoda pendidikan untuk membawa anak-anak didiknya berlabuh pada pelabuhan yang tepat. Di samping itu, jika dalam suatu lembaga pendidikan mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pengembangan pendidikan yang ada di lembaga itu, serta didukung dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang sangat kondusif dengan dunia pendidikan, maka tujuan pendidikan seperti yang sudah ditetapkan akan bisa tercapai dan terwujud. Dengan kata lain ketiga faktor di atas saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja
a. Tugas Pokok
Sebelum memahami tugas seorang guru kita terlebih dulu memahami pengertian dari guru itu sendiri. Guru adalah seorang pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk Raudhatul Athfal/TK atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah (Biro Kepegawaian Sekretariat Jendral DEPAG RI, 2004).
Berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya guru digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Guru Kelas
2. Guru Mata Pelajaran
3. Guru Praktik
4. Guru Pembimbing
Guru adalah sebagai salah satu subyek pendidikan diantara subyek-subyek pendidikan yang lain, seperti buku dan media pembelajaran lainnya. Sebagai seorang guru sudah tentu harus mengetahui dan memahami apa yang sudah menjadi tugasnya, antara lain mereka harus memahami tugas pokok guru itu sendiri.
Adapun tugas pokok guru berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 tahun 1993 adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi belajar dan menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Di samping mempunyai tugas pokok, guru juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Menyusun program pengajaran.
2. Menyajikan program pengajaran sekurang-kurangnya 18 jam pelajaran perminggu.
3. Evaluasi belajar.
Dari uraian di atas, tentu yang menjadi sorotan pertama dan yang utama adalah guru kelas, karena penulis saat ini bertugas sebagai guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 05 Mencorek Brondong Lamongan.
Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam proses belajar mengajar seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK/RA, SD/MI, SDLB, dan SLB tingkat dasar, kecuali mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Pendidikan Agama (Biro Kepegawaian Sekretariat Jendral DEPAG RI, 2004).
Sebagai guru kelas, penulis tentu menyadari mempunyai tugas dan tanngung jawab yang besar dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar di kelas yang penulis kelola. Untuk selanjutnya melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawab itu demi mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Fungsi Satuan Kerja
Guru kelas harus bisa menciptakan situasi yang kondusif dalam satuan kerjanya, sehingga mampu menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru kelas dan peserta senantiasa menjalin hubungan secara emosianal, sehingga guru kelas tahu kebutuhan apa yang dibutuhkan peserta didiknya.
Guru kelas harus bisa menjadi muara jawaban bagi semua pertanyaan yang diajukan peserta didiknya. Hingga peserta didik merasa mempunyai tempat untuk melabuhkan semua pertanyaan dalam pembelajaran yang dimilikinya.
Di dalam satuan kerjanya, guru kelas harus memahami fungsi satuan kerja di tempat tugasnya, antara lain:
1. melayani peserta didik,
2. mengayomi peserta didiknya, dan
3. memberdayakan peserta didik,
Fungsi ketiga justru sejalan dengan paradigma yang ada saat ini, yaitu guru kelas harus lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran bagi peserta didiknya, sehingga peserta didik mampu dengan sadar menumbuhkembangkan segala kemampuan yang dimilikinya secara optimal, karena peserta didik merupakan peserta pendidikan yang senantiasa mengalami perkembangan baik secara fisik maupun phsikis.

3. Pokok Permasalahan
Tempat tugas penulis adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yaitu MI Muhammadiyah 05 Mencorek yang bernaung dibawah Persyarikatan Muhammadiyah Ranting Mencorek kecamatan Brondong kabupaten Lamongan, sebuah lembaga pendidikan sederhana yang ada di dusun.
Dalam menjalankan tugas sebagai guru kelas di masdrasah tersebut permasalahan pokok yang penulis temui adalah kurangnya buku pegangan/paket pelajaran, hingga buku-buku pelajaran yang kami gunakan selama ini masih buku terbitan lama (sedikit sekali buku terbitan terbaru) Kami tidak mungkin memaksakan peserta didik kami untuk membeli buku-buku pelajaran baru dengan harga mahal sementara kondisi ekonomi orang tua mereka tidak menentu.
Di samping buku pelajaran, masalah pokok lain yang penulis temui adalah kurangnya sarana prasarana, mengingat lembaga tempat kami bertugas bertempat di sebuah dusun maka sarana dan prasarana dapat dikatakan jauh dari memadai.

4. Kerangka Berfikir
Menurut proses terjadinya, berfikir melalui tiga tahapan, yaitu:
1) Membentuk pengertian dengan menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis, membandingkan ciri-ciri yang, lalu mengabstraksikan
2) Membentuk pendapat, yaitu dengan menghubungkan 2 pengertian atau yang sifatnya ada negative, affirmatis atau modalitas (kemungkinan-kemungkinan)
3) Menarik kesimpulan atau membentuk keputusan.
Ada 3 (tiga) macam bentuk bentuk keputusan:
a) Berfikir induktif
Suatu proses berfikir yang berlangsung dari khusus menuju yang umum. Mencari dulu sifat atau ciri tertentu dari sejumlah fenomena kemudian ditarik kesimpulan bahwa sifat dari ciri tersebut terdapat pada semua jenis fenomena tersebut.
b) Berfikir Deduktif
Suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari umum menuju yang khusus. Bertolak dari suatu kesimpulan yang bersifat umum kemudian mencoba menerapkan kepada fenomena-fenomena khusus dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.
c) Berfikir Analogi
Suatu proses berfikir dengan cara membandingkan atau mempersamakan fenomena yang biasa/pernah teralami. Prinsipnya adalah bahwa kebenaran dari fenomena yang dialami akan berlaku pula bagi fenomena yang akan dihadapi dikemudian hari.
Dari beberapa uraian tentang pola berfikir di atas, penulis mencoba menggunakan pola berfikir Deduktif, yaitu bertolak dari yang umum menuju yang khusus.

5. Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
a) Bagian Awal
1) Halaman judul
2) Halaman Pengesahan
3) Kata Pengantar
4) Daftar Isi
b) Bagian Batang Tubuh:



BAB I : PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
2) Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja
3) Pokok Permasalahan
4) Kerangka Berfikir
5) Sistematika Penulisan
BAB II : FAKTA DAN MASALAH
1) Keadaan Sekarang
2) Keadaan yang diinginkan
3) Rumusan Masalah
BAB III : ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
1) Analisis
2) Pemecahan Masalah
BAB IV : PENUTUP
1) Kesimpulan
2) Saran
Daftar pustaka.





BAB II
FAKTA DAN MASALAH

1. Keadaan Sekarang
Walau dengan buku pelajaran dan sarana prasarana yang ada sekarang, proses belajar mengajar di lembaga MI Muhammadiyah 05 Mencorek kecamatan Brondong kabupatren Lamongan masih terus berlangsung, kami memulai aktifitas belajar itu mulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB. Dan aktifitas belajar itupun masih harus kami lanjutkan dengan pelajaran tambahan di malam harinya. Mulai dari kelas III sampai kelas VI, mereka mengikuti les untuk bidang studi yang dirasa berat pemahamannya, seperti Matematika dan Sains (IPA) serta pelajaran agama lainnya. Semua itu kami lakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta didik, agar peserta didik merasa mampu mengikuti perkembangan pelajaran walau dengan buku pelajaran seadanya.
Kami guru MI Muhammadiyah 05 Mencorek merasa bahwa apa yang kami berikan pada peserta didik sangat jauh dari kurikulum yang sudah ada, maka itu kami berusaha semaksimal mungkin memberikan palayanan tambahan bagi peserta didik dalam bentuk les tersebut.

2. Keadaan yang Diinginkan
Sebuah harapan menuju proses kemajuan tentu diharapkan oleh para pelaku pendidikan. Begitu juga penulis dan guru lainnya yang mengajar di MI Muhammadiyah 05 Mencorek, kami juga mengharapkan sebuah perubahan dan kemajuan yang nyata demi terciptanya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Karena dengan kita mempunyai keinginan dan harapan yang positif ke depan, sudah barang tentu akan menuntut kita untuk menyusun langkah dan strategi untuk mencapai keinginan dan harapan itu. Ibarat kita berkendaraan, langkah dan strategi itu adalah jalannya yang akan memudahkan kita untuk sampai pada kota tujuan selanjutnya.
Keadaan yang kami inginkan adalah:
1) Tersedianya buku pelajaran yang cukup dan memadai, karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan buku pelajaran yang cukup akan sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan
2) Tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai, sarana dan prasarana yang kami maksudkan adalah segala sesuatu yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar selain buku dan gedung sekolah, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dan berjalan dengan baik.

3. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis mencoba menyusun satu rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana cara mengoptimalkan proses belajar mengajar bagi guru kelas dengan kondisi terbatasnya buku pegangan baik untuk guru kelas sendiri maupun bagi peserta didiknya?
Penulis hanya membatasi rumusan permasalahn ini hanya pada bagaimana cara atau upaya yang dapat dilakukan dengan buku pegangan yang ada di lembaga tempat penulis bertugas.
















BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Analisis
a. Pengertian Sumber Belajar
Buku pegangan adalah sebagai salah satu sumber belajar diantara sumber belajar yang lain dalam proses belajar mengajar. Agar mempunyai gambaran yang jelas tentang sumber belajar, maka akan penulis awali dengan menyajikan pengertian sumber belajar itu sendiri. Menurut apa yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (1998). Pada umumnya secara sederhana sumber belajar diartikan secara sempit, seperti buku-buku dan atau bahan-bahan tertulisa atau cetak lainnya (printed material).
Pengertian ini masih banyak dipergunakan oleh sebagian pengajar. Mereka akan mengatakan bahwa sumber belajar adalah buku tugasnya textbook atau buku teks yang dipegang dalam memberi pelajaran.
Eddagar Dale (1998:2) mengatakan bahwa “Pengalaman adalah sumber belajar”. Jadi sumber belajar itu begitu luas pengertiannya, karena pada dasarnya pengalaman itu cukup luas, seluas hidup itu sendiri. Segala sesuatu yang dapat dialami dapat dianggap sebagai sumber belajar, selama membawa kita pada pengalaman yang menimbulkan belajar (Belajar adalah tingkah laku kearak yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu). Aect(2001:3) mengemukakan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi seseorang belajar (facilitating human learning).
Lebih luas lagi dalam pengembangannya sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, (1) sumber belajar yang durancang (by designed), missal: buku, film, kaset, slide, dan lainnya. (2) sumber belajar yang tidak dirancang (by untulization), misalnya : pasar, took, museum, tokoh masyarakat dan lainnya.
Yusufhadi Miaraso (2001:2), mengatakan bahwa sumber belajar adalah semua sara pengajaran yang mampu menyajikan pesan, baik secara audit maupun visual.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dikatakan bahwa sumber belajar itu tidak lain adalah suatu daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung ataupun tidak langsung, baik sebagian maupun keseluruhan.

b. Manfaat dan Ciri Sumber Belajar
Manfaat sumber belajar adalah:
(1) Memberi pengalaman belajar yang kongkrit dan langsung kepadaa pelajarannya.
(2) Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
(3) Dapat memberi informasi yang akurat dan yang terbaru.
(4) Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih maju.
Ciri sumber belajar:
1) Dapat memberikan sesuatu yang kita pelukan dalam rangka intraksional.
2) Dapat merubah dan membawa pada perubahan yang sempurna dari tingkah laku, sesuai dengan tujuan yang ada.

c. Komponen dan Faktor Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan komponen disini adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar. Bagian-bagian ini sebagai satu kesatuan yang sulit dipisahkan dan sulit berdiri sendiri. Komponen-komponen tersebut adalah:
1) Tujuan, misi atau fungsi dari sumber belajar
Setiap sumber belajar selalu mempunyai tujuan atau misi yang akan dicapai.
2) Bentuk, format atau keadaan fisik dari sumber belajar
Yang dimaksud disini adalah bagaimana bentuk dan wujuudnya secara fisik.
3) Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
Suatu sumber belajar selalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh pemakainya.
4) Tingkat kesulitan atau tingkat kekomplekskan pemakaian (operasi) dari sumber belajar itu. Maksudnya apakah sulit atau gampang pemakaiannya.
2. Pemecahan Masalah
Dari beberapa uraian tentang sumber belajar diatas telah mampu membuka wawasan kita tentang sumber belajar. Begitu luas pengertian sumber belajar, sehingga tidak hanya tertumpu pada satu persoalan buku belaka, melainkan segala sesuatu yang dapat memberikan pengetahuan tambahan dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan sebagai sumber belajar. Dikatakan, di samping buku pegangan atau buku pelajaran benda-benda, pasar, toko, warung atau lingkungan di sekitar kita juga dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar.
Penggunaan sumber belajar harus disesuaikan dengan konteks palajaran yang digunakan. Maksudnya, ketika kita membahas tentang pasar dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar pada pelajaran IPS, maka kita dapat mengajak peserta didik kita untuk terjun langsung ke pasar, melakukan transaksi kecil-kecilan dengan penjual, menggunakan alat tukar dan lain sebagainya. Dengan demikian peserta didik dapat secara langsung memperoleh pengalaman yang baru dalam dirinya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar. Karena menurut beberapa ahli pendidikan, bahwa pengalaman yang secara langsung dapat diperoleh oleh peserta didik dapat membekas lebih lama dalam dirinya daripada hanya sekedar mereka mendengar ceramah belaka.
Dari contoh diatas, penggunaan sumber belajar tentu juga dapat disesuaikan dengan pelajaran lainnya, yang terpenting harus juga disesuaikan dengan pokok bahasan apa yang akan diajarkan pada peserta didik, sehingga penggunaan sumber belajar itu dapat tepat guna dan berhasil guna dengan baik.
Sekarang jelaslah sudah bagi penulis, bahwa dengan keterbatasan buku pagangan atau buku pelajaran tentunya tidak akan menyurutkan proses belajar mengajar di lembaga tempat penulis bertugas. Karena ternyata tidak hanya buku pelajaran saja yang dapat digunakan sebagi sumber belajar, melainkan masih ada banyak sumber belajar lainnya di sekitar lembaga tempat penulis bertugas yang dapat penulis jadikan sebagai sumber belajar.
Salah satu yang mungkin dapat penulis lakukan adalah dengan menganalisis buku-buku pelajaran lama yang mungkin masih ada bab-bab tertentu yang masih relevan dengan pelajarandan kurikulum sekarang ini. Sudah tentu itu semua membutuhkan kegiatan tambahan karena harus memilah dan memilih bab-bab mana saja yang masih sesuai dan mana saja bab-bab yang sudah tidak sesuai. Bagi penulis itu tidak menjadi soal, karena bagi penulis yang terpenting adalah pelajaran yang penulis sampaikan pada peserta didik dapat diterima dengan baik, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Bagi penulis yang terpenting adalah semangat. Semangat dalam menjalankan tugas, karena apapun tugas yang dibebankan pada kita, jika kita menjalankan tugas itu tidak didasari dengan semangat yang tinggi, maka tugas itu tentu tidak terlaksana dengan baik. Tetapi, jika kita melaksanakan tugas yang dibebankan pada kita itu dengan semangat dan etos kerja yang tinggi, maka hasilnya juga akan kita dapatkan sesuai dengan apa yang sudah kita rencanakan.


BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan akhir yang dapat diambil dari berbagai uraian di atas adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan proses belajar mengajara harus tetap berjalan walau dengan buku pelajaran yang kurang memadai.
2. Bahwa sumber belajar tidak hanya berupa buku pelajaran saja, melainkan segala daya yang dapat dimanfaatkan dan memfasilitasi seseorang dalam proses belajar mengajar (fasilitating human learning).
3. Sumber belajar dapat kita peroleh dari apa saja yang ada di sekitar kita yang memungkinkan untuk kita pakai sebagai sumber belajar, contoh: batu, pohon, toko, pasar dan lain sebagainya.
4. Jika memang di lembaga kita buku pegangan yang ada adalah buku pegangan dari terbitan lama, kita dapat memilah dan memilih untuk mencari bab-bab mana saja yang masih relevan dan mana saja yang sudah tidak layak lagi diajarkan.
5. Segala tugas yang dibebankan pada kita hendaknya kita laksanakan dengan semangat kerja yang tinggi agar dapat mencapai hasil yang optimal dan maksimal.

2. Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai akhir dari karya tulis ini adalah:
1. Untuk temen sejawat dan sekerjaan dalam hal ini guru kelas, mari kita bangkitkan gelora kerja yang ada dalam jiwa kita untuk dapat melaksanakan tugas yang ada di pundak kita dengan sungguh-sungguh, sehingga pembelajaran yang kita laksanakan dapat mencapai tujuan yang kita harapkan. Karena yang jelas, masa depan peserta didik yang kita ajar secara langsung atau tidak akan sangat tergantung dari campur tangan kita dalam mewarnainya.
2. Untuk pembaca khususnya penilai, tentunya penulisan karya tulis ini jauh dari sempurna. Maka saran dan masukan dalam rangka perbaikan penulisan karya tulis lainnya sangat penulis harapkan. Mungkin dari cara penulisan, isi dan cara penyajian dari karya tulis ini ataupun yang lain. Karena ini adalah karya tulis perdana yang dapat penulis buat.
3. Akhirnya, semoga apa yang ada dalam karya tulis ini dapat menambah wawasan terutama bagi para guru kelas, dan mampu membangkitkan semangat kerja kembali sebagai aparatur Negara yang nantinya akan bertanggung jawab pada negara dan Tuhan Yang Maha Esa.



DAFTAR PUSTAKA

Biro Kepegawaian Sekretariat Jendral DEPAG RI, 2004, Penilaian Angka Kredit Jabatan Guru, Jakarta ; Biro Kepegawaian Sekretariat Jendral DEPAG RI.
Depdikbu, 2002, Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP, Jakarta; Depdikbud.
Depdiknas, 2003, Undang-Undang RI Nomor 20, Sisdiknas; Jakarta; Depdiknas.
Hulgard, Ernest, R, 199, Theories of Learning, Appleton Century Crofet ; Mc. Gran Hill Book Company, Inc.
Soeharyo, Salamoen, Drs, MPA, dan Effendi, Nasri, Drs, M.Sc, 2003, Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Jakarta; Lembaga Adminstrasi Negara.

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.